Dari mana asal muasal nama Minangkabau? Banyak versi. Ada menyebut berasal dari
Menanga Kerbawa ( Menang Adu Kerbau ),
Phinang Khabu ( Tanah Asal ) atau
Manwa Kanvar ( Pertemuan dua aliran sungai Kampar).
Minangkabau, memiliki wilayah hukum adat dan kebudayaan yang tidak
sama dengan wilayah administratif Sumatera Barat. Wilayah penganut
kebudayaannya meliputi
Sumatera Barat, separuh daratan provinsi
Riau, bagian utara
Bengkulu, bagian barat
Jambi, bagian selatan
Sumatera Utara. Termasuk kawasan barat daya
Aceh dan
Negeri Sembilan di
Malaysia.
Menurut
A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun
Melayu
yang tumbuh dan besar karena sistem monarki serta menganut sistem adat
yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur
perempuan atau
matrilineal, walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama
Islam.
Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal
terbesar di dunia. Selain itu, etnik ini juga menerapkan sistem proto-
demokrasi sejak masa pra-
Hindu
dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan
permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam
pernyataan
Adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan
Al-Qur’an). Itu berarti adat berlandaskan ajaran Islam
Benarkah Marawa sebagai bendera Minangkabau? Marawa (
yang warnanya sama dengan bendera Jerman
), dalam adat Minangkabau bukan hanya sekedar umbul-umbul, tetapi
punya arti dan makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau.
Marawa ini terdiri dari dua macam perpaduan warna:
Pertama, perpaduan empat warna yaitu; hitam, kuning, merah dan putih, disebut
Marawa Kebesaran Adat Minangkabau.
Kedua, tiga warna yaitu; hitam, kuning dan merah, disebut
Marawa Kebesaran Alam Minangkabau.
Marawa merupakan lambang atau pencerminan wilayah Adat Luhak Nan Tigo.
Warna kuning, melambangkan Luhak Tanahdatar (
aianyo janiah, ikannyo jinak dan buminya dingin).
Warna merah melambangkan Luhak Agam (airnyo karuah, ikannya lia dan buminya hangat) dan
Sedangkan warna hitam melambangkan Luhak Limopuluah Koto (
aianyo manih, ikannyo banyak dan buminyo tawar).
Apa makna dari warna Marawa? Setiap warna-warna tersebut mempunyai arti sendiri tidak terkecuali tiangnya, yaitu:
Marawa Kebesaran Adat Minangkabau (
Empat Warna )
Tiang : Melambangkan mambasuik dari bumi.
Hitam : Melambangkan tahan tapi serta mempunyai akal dan budi
Kuning : Melambangkan keagungan, punya undang-undang dan hukum
Merah : Melambangkan keberanian, punya raso jo pareso
Putih : Melambangkan kesucian, punya
alua dan patuik.
Tata cara pemakaian:
1. Dipakai atau dipasang ketika upacara adat kebesaran Ninik Mamak Pemangku Adat (
urang ampek jinih dan jinih nan ampek)
2. Dipakai atau dipasang ketika pelantikan/pengambilan sumpah penghulu, manti, malin dan dubalang.
3. Marawa empat warna dipasang kiri-kanan gerbang tempat acara adat,
didampingi marawa yang berwarna sesuai dengan jabatan yang diangkat
(
satu warna )
Marawa Kebesaran Alam Minangkabau (
Tiga warna )
Tiang : Melambangkan mambasuik dari bumi,
Hitam : Melambangkan tahan tapo serta mempunyai
akal dan budi dengan kebesaran Luhak Limopuluah. Kalau acara di wilayah
adat Luhak Limopuluah, maka marawanya berwarna hitam sebelah luar.
Catatan : warna daerah Limopuluah Koto adalah biru.
Merah : Melambangkan keberanian punya raso jo pareso
dengan kebesaran Luhak Agam. Jika acara di wilayah Luhak Agam maka
marawa berwarna merah sebelah luar.
Catatan : warna daerah Agam adalah merah (
sirah ).
Kuning : Melambangkan keagungan, punya undang-undang
dan hukum dengan kebesaran Luhak Tanahdata. Jika acara di wilayah
Luhak Tanahdata, maka marawanya berwarna kuning sebelah luar.
Catatan : warna daerah Tanahdata adalah
kuning.
Tata cara pemakaian:
1. Dipakai atau dipasang ketika acara nasional atau acara daerah
serta acara keagamaan, seperti; Peringatan 17 Agustus dan hari nasional
lainnya, peringatan hari besar Islam
( Idul fitri, Idul Adha, Isra’ Mi’raj, Maulid nabi, 1 Muharram dan lainn sebagainya )
2. Dipakai atau dipasang ketika pelantikan/pengambilan sumpah
pejabat nasional dan daerah atau menyambut kunjungan para pejabat
Internasional, nasional dan daerah sewaktu berada di sumatera barat
atau ranah minang
3. Marawa tiga warna dipasang kiri-kanan gerbang tempat upacara
pelantikan pejabat di tempat acara tersebut sedangkan marawa yang
mendampinginya adalah marawa berwarna satu, berwarna dua yang diambil
dari warna marawa kebesaran alam minangkabau
Insya Allah, besok-besok kita
katangahkan soal lain.
Deflaming Imam Mandaro, S.SosI .
Referensi: 1. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 2.
Dari buku Tau Jo Nan Ampek Editor: Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Penghulu,
M.Pd dengan tim penyusun Riky Rizelni,M. Fajar Sanugra, Maulana Rizki
dan Sri Febi Kurnia. Penerbit Mega Sari Kerjasama Sako Batuah.
Sumber : http://marawanews.com/2011/01/06/marawa-minangkabau-melambangkan-keagungan-keberanian-dan-kesucian.html